Sabtu, 23 Juni 2012

Definisi Organ dan Macam-Macam Organ pada Tubuh Manusia

Definisi Organ
Organ adalah kumpulan dari beberapa jaringan untuk melakukan fungsi tertentu di dalam tubuh sedangkan sistem tubuh adalah gabungan dari organ-organ tubuh yang menjalankan fungsi tertentu.
Macam-Macam Dan Jenis-Jenis Sistem Pada Tubuh Manusia


Macam – macam organ pada tubuh manusia
1. Ginjal
Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistim urine, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin.
2. Lambung

Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat rongga badan.
3. Hati
Hati merupakan “kelenjar” terbesar yang terdapat dalam tubuh manusia. Letaknya di dalam rongga perut sebelah kanan. Berwarna merah tua dengan berat mencapai 2 kilogram pada orang dewasa. Hati terbagi menjadi dua lobus, kanan dan kiri.
4. Mata
mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.
5. Paru – Paru
Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.
Paru-paru sebenarnya merupakan kumpulan gelembung alveolus yang terbungkus oleh selaput yang disebut selaput pleura.
6.Jantung
Jantung (bahasa latin, cor) adalah sebuah rongga, rongga, organ berotot yang memompa darah lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Istilah kardiak berarti berhubungan dengan jantung, dari yunani cardia untuk jantung. Jantung adalah salah satu organ yang berperan dalam sistem peredaran darah.
7.Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yangsering kita sebut kulit. Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar

BEBERAPA FUNGSI FISIOLOGIS PENTING TUBUH HEWAN SIRKULASI PADA HEWAN

BEBERAPA FUNGSI FISIOLOGIS PENTING TUBUH HEWAN SIRKULASI PADA HEWAN

Sistem transpor secara fungsional menghubungkan organ-organ pertukaran dengan sel-sel tubuh
Difusi tidak mencukupi untuk pengangkutan zat-zat kimia dengan jarak makroskopis pada hewan, misal memindahkan glukosa dari saluran pencernaan dan oksigen dari paru-paru ke otak seekor hewan mamalia. Waktu yang dibutuhkan oleh suatu zat untuk berdifusi dari satu tempat ke tempat lain sebanding dengan kuadrat jarak yang akan ditempuh oleh zat tersebut. Sistem sirkulasi menjamin tidak ada zat yang harus berdifusi sangat jauh untuk memasuki atau meninggalkan suatu sel. Dengan mengangkut cairan ke seluruh tubuh, secara fungsional sistem itu menghubungkan lingkungan berair sel-sel tubuh dengan organ-organ yang mempertukarkan gas, menyerap nutrien, dan membuang zat-zat sisa.
Dalam paru-paru mamalia, oksigen dari udara yang dihirup berdifusi melewati epitelium tipis dan masuk ke dalam darah. Sistem sirkulasi membawa darah yang kaya oksigen ke seluruh bagian tubuh. Ketika darah mengalir melalui jaringan di dalam pembuluh mikroskopis (kapiler), zat-zat kimia akan diangkut antara darah dan cairan interstisial yang secara langsung menggenangi sel-sel itu.
Transpor internal dan pertukaran gas secara fungsional saling berkaitan sehingga fokus bagian ini baik pada sistem sirkulasi maupun sistem respirasi. Sebagian besar hewan invertebrata mempunyai rongga gastrovaskuler atau sistem sirkulasi untuk transpor internal
Rongga Gastrovaskuler
Bangun tubuh hidra dan organisme cnidaria memiliki sistem yang tidak memerlukan transpor internal. Dinding tubuh tersusun atas dua sel tebalnya membungkus rongga gastrovaskuler tengah, yang mempunyai fungsi ganda untuk pencernaan dan pengiriman zat-zat ke seluruh tubuh. Cairan di dalam rongga terhubung dengan air yang berada di luar melalui sebuah pembukaan tunggal, sehingga lapisan dalam dan lapisan luar jaringan digenangi oleh cairan. Cabang-cabang tipis rongga gastrovaskuler memanjang ke dalam tentakel hidra, dan beberapa hewan cnidaria bahkan mempunyai rongga gastrovaskuler yang lebih rumit. Karena pencernaan dimulai dalam rongga tersebut, maka hanya sel-sel lapisan dalam yang memiliki akses langsung dengan nutrien, tetapi nutrien hanya menempuh jarak dekat untuk berdifusi ke sel-sel lapisan luar.
Sistem Sirkulasi Terbuka dan Tertutup
Rongga gastrovaskuler tidak memadai untuk transpor internal di dalam tubuh hewan yang mempunyai banyak lapisan sel, khususnya jika hewan tersebut hidup di luar air. Pada serangga, artropoda, dan sebagian besar moluska, darah menggenangi organ internal secara langsung. Pengaturan ini disebut sistem sirkulasi terbuka (open circulatory system). Tidak ada perbedaan antara darah dan cairan interstitial, dan cairan tubuh umum sebenarnya jauh lebih tepat disebut hemolimfa.
Satu atau lebih jantung memompakan hemolimfa ke dalam sistem sinus yang saling berhubungan, yang merupakan ruangan yang mengelilingi organ tersebut. Pertukaran kimiawi terjadi antara hemolimfa dan sel-sel tubuh. Pada belalang dan artropoda lain, jantung merupakan tabung panjang yang berlokasi di bagian dorsal. Ketika jantung berkontraksi, jantung akan memompakan hemolimfa keluar melalui pembuluh dan masuk ke dalam sinus. Ketika jantung mengalami relaksasi, jantung akan menyedot hemolimfa masuk ke dalam sistem sirkulasi melalui pori-pori yang disebut ostia. Pergerakan tubuh yang menekan dan memeras sinus membantu mensirkulasikan hemolimfa.
Dalam sistem sirkulasi tertutup (closed circuatory system), darah hanya terdapat secara terbatas dalam pembuluh dan terpisahkan dari cairan interstisial. Satu atau lebih jantung memompa drah ke dalam pembuluh yang lebih kecil mengalir melalui organorgan. Cacing tanah, cumi-cumi, gurita, dan vertebrata memiliki sistem sirkulasi tertutup.
PERTUKARAN GAS PADA HEWAN
Pertukaran gas menyediakan oksigen bagi respirasi seluler dan membuang karbon dioksida Pertukaran gas (gas exchange) disebut juga respirasi yaitu pengambilan oksigen molekuler (O2) dari lingkungan dan pembuangan karbon dioksida (CO2) ke lingkungan. Hewan memerlukan suplai O2 secara terus menerus untuk respirasi seluler sehingga dapat mengubah molekul bahan bakar yang diperoleh dari makanan menjadi kerja. Hewan juga harus membuang CO2 produk buangan respirasi seluler. Pertukaran gas melibatkan sistem respirasi dan sistem sirkulasi. Reservoir utama oksigen molekuler di Bumi adalah atmosfer, yang mengandung sekitar 21% O2. Lautan, danau, dan badan air lainnya mengandung oksigen dalam bentuk O2 terlarut. Sumber oksigen yang disebut medium respirasi (respiratory medium) adalah udara bagi hewan darat (terestrial) dan air untuk hewan air (akuatik). Bagian hewan tempat oksigen dari lingkungan berdifusi ke dalam sel hidup dan karbon dioksida berdifusi ke luar disebut permukaan respirasi (respiratory surface).
Beberapa hewan menggunakan seluruh kulit luarnya sebagai organ respirasi. Seekor cacing tanah mempunyai kulit yang lembab dan mempertukarkan gas melalui difusi melewati permukaan tubuhnya. Persis di bawah kulit terdapat anyaman kapiler yang sangat padat. Karena permukaan respirasi harus lembab, cacing dan banyak hewan yang bernafas dengan kulit termasuk beberapa amfibia harus hidup dalam air atau tempat yang lembab.
Insang, trakea dan paru-paru adalah tiga organ respirasi yang paling umum. Insang merupakan adaptasi respirasi pada sebagian besar hewan air Insang (gill) adalah bentuk pelipatan ke arah luar pada permukaan tubuh yang dikhususkan untuk pertukaran gas. Pada invertebrata, seperti bintang laut, insang berbentuk sederhana dan tersebar di banyak tempat dalam tubuh. 
Cacing bersegmen mempunyai insang mirip penutup yang menjulur dan memanjang dari masingmasing segmen tubuh atau insang panjang berbulu yang mengumpul pada kepala atau ekor. Insang pada remis, crayfish, dan banyak hewan lain hanya terbatas pada bagian tubuh tertentu Total luas permukaan insang seringkali jauh lebih besar dibandingkan dengan luas permukaan bagian tubuh lainnya.
Insang harus sangat efisien untuk mendapatkan oksigen yang cukup dari air. Salah satu proses yang membantu adalah ventilasi yaitu peningkatan aliran medium respirasi di atas permukaan respirasi. Crayfish dan udang mempunyai anggota tubuh mirip dayung yang berfungsi dalam ventilasi dengan cara mendorong arus aliran air di atas insang. Insang ikan bertulang sejati diventilasi secara kontinu oleh aliran air yang memasuki mulut, lalu masuk melalui celah dalam faring, mengalir di atas insang, dan kemudian keluar tubuh.
Ventilasi membawa aliran oksigen segar dan membuang karbondioksida yang dikeluarkan oleh insang. Pengaturan posisi kapiler alam insang juga meningkatkan pertukaran gas. Darah mengalir dengan arah yang berlawanan dengan aliran air yang mengalir diatas insang. Pola ini memungkinkan oksigen untuk diangkut ke dalam darah dengan proses yang sangat efisien yang disebut pertukaran lawan arus (counter current exchange).

Berbagai Jenis Bencana Alam

Pengertian dalam kebudayaan manusia dan pemahaman religius

Sejak masa lalu manusia telah menghadapi bencana alam yang berulang kali melenyapkan populasi mereka.[3] Pada zaman dahulu, manusia sangat rentan akan dampak bencana alam dikarenakan keyakinan bahwa bencana alam adalah hukuman dan simbol kemarahan dewa-dewa.[4] Semua peradaban kuno menghubungkan lingkungan tempat tinggal mereka dengan dewa atau tuhan yang dianggap manusia dapat memberikan kemakmuran maupun kehancuran.[4] Kata bencana dalam Bahasa Inggris "disaster" berasal dari kata Bahasa Latin "dis" yang bermakna "buruk" atau "kemalangan" dan "aster" yang bermakna "dari bintang-bintang".[1] Kedua kata tersebut jika dikombinasikan akan menghasilkan arti "kemalangan yang terjadi di bawah bintang", yang berasal dari keyakinan bahwa bintang dapat memprediksi suatu kejadian termasuk peristiwa yang buruk.[1]

Bencana alam sepanjang masa

Zaman kuno

The Last Day of Pompeii (1833), lukisan karya Karl Briullov yang menceritakan letusan Gunung Vesuvius di Pompeii, tahun 79.
Bencana alam yang dialami oleh manusia pada masa kuno tercatat dalam kitab suci, mitos, cerita-cerita rakyat,[5] Bencana alam yang terjadi di zaman kuno umumnya diketahui secara jelas lewat catatan sejarah dan hasil penelitian arkeologi.[6] Beberapa di antaranya:
  • Wabah Antonine, penyakit yang menyebar pada masa Kekaisaran Romawi tahun 165 M -189 M.[3] Dinamakan demikian karena salah satu korbannya adalah Marcus Aurelius Antoninus, kaisar Romawi. Dinamakan juga Demam Galen karena didokumentasikan dengan baik oleh Galen, seorang dokter Yunani.[3] Sejarawan meyakini bahwa Demam Antonine tidak lain adalah wabah cacar air yang dibawa oleh para serdadu Romawi yang pulang berperang dari timur.[3] Akibat wabah ini lebih dari 5 juta orang tewas di Kekaisaran Romawi.[3] Seorang sejarawan bernama Dio Cassius menulis bahwa di Roma sendiri, hampir 2000 orang meninggal setiap harinya.[3]
  • Letusan Gunung Vesuvius, terjadi pada tanggal 29 Agustus 79 di Teluk Napoli, Italia. Banjir lahar yang ditimbulkan Gunung Vesuvius mengubur kota Pompeii dan Herculaneum yang berdekatan.[7] Awalnya dimulai dengan gempa bumi namun diabaikan oleh warga kota tersebut.[7] Namun akhirnya menjadi lebih besar diiringi muntahan debu, banjir lahar dan asap yang membumbung tinggi.[7] Kota Pompeii dan Herculaneum ditemukan pada tahun 1631 setelah dilakukannya pembersihan oleh warga setempat. Pada abad ke-20, keberadaan kota ini secara jelas terkuak dengan jasad-jasad manusia yang telah menjadi fosil utuh.[7]
  • Erupsi Santorini, terjadi sekitar tahun 1645 SM.[8] Informasi bencana alam ini umumnya diketahui lewat penelitian arkeologi.[8] Diketahui bahwa tahun 1645 SM, gunung berapi yang meletus di Santorini menghancurkan permukiman di pulau tersebut beserta Pulau Kreta di dekatnya.[8] Pada zaman moderen, sisa-sisa peradaban manusia yang lenyap akibat bencana tersebut telah ditemukan dan masih terus dipelajari.[8]

Bencana alam di abad ke-20 sampai 21

Pemanasan Global karena suhu yang meningkat drastis selama tahun 2000-2009.
Pada abad ke-20, beberapa bencana alam yang paling umum adalah kelaparan dan wabah.[2] Sejak awal abad ke-20, lebih dari 70 juta orang tewas akibat kelaparan, dengan korban 30 juta orang tewas selama masa kelaparan di Cina dari tahun 1958-1961.[2] Di Uni Soviet, beberapa kali terjadi kelaparan yang diakibatkan kebijakan kolektif Stalin yang membunuh jutaan orang.[2] Dalam sejarah, kelaparan telah mengakibatkan munculnya sifat buruk manusia seperti kekejaman dan kanibalisme.[2] Bencana alam terburuk lainnya pada abad ke-20 adalah wabah.[2] Pandemi terburuk terutama adalah menularnya Flu Spanyol di seluruh dunia dari tahun 1918-1919 yang membunuh 50 juta orang, lebih banyak daripada korban Perang Dunia I yang terjadi sebelumnya.[2]
Pada abad ke-21, bencana alam yang semakin banyak terjadi adalah bencana terkait iklim yang disebabkan meningkatnya suhu bumi (pemanasan global).[10] Pemanasan global sebagian besar diikuti banjir, kekeringan, cuaca ekstrim dan musim yang tak bisa diramal.[10] Perubahan iklim berpotensi meningkatkan kemiskinan dan kerentanan dalam jumlah besar.[10] Pada saat yang sama bencana iklim semakin meningkat, lebih banyak manusia yang terkena dampaknya dikarenakan kemiskinan, kurangnya sumber daya, pertumbuhan populasi, pergerakan dan penempatan manusia ke daerah yang tidak menguntungkan.[10]

Jenis bencana alam

Bencana alam dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu bencana alam yang bersifat meteorologis, bencana alam yang bersifat geologis, wabah dan bencana ruang angkasa.[2]

Bencana alam meteorologi

Bencana alam meteorologi atau hidrometeorologi berhubungan dengan iklim.[11] Bencana ini umumnya tidak terjadi pada suatu tempat yang khusus, walaupun ada daerah-daerah yang menderita banjir musiman, kekeringan atau badai tropis (siklon, hurikan, taifun) dikenal terjadi pada daerah-daerah tertentu.[11] Bencana alam bersifat meteorologis seperti banjir dan kekeringan merupakan bencana alam yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.[11] Beberapa di antaranya hanya terjadi suatu wilayah dengan iklim tertentu.[11] Misalnya hurikan terjadi hanya di Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara.[4] Kekhawatiran terbesar pada abad moderen adalah bencana yang disebabkan oleh pemanasan global.[11]

Bencana alam geologi

Letusan Gunung Merapi.
Bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi di permukaan bumi seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan gunung meletus.[11] Gempa bumi dan gunung meletus terjadi di hanya sepanjang jalur-jalur pertemuan lempeng tektonik di darat atau lantai samudera.[11] Contoh bencana alam geologi yang paling umum adalah gempa bumi, tsunami dan gunung meletus.[11] Gempa bumi terjadi karena gerakan lempeng tektonik.[11] Gempa bumi pada lantai samudera dapat memicu gelombang tsunami ke pesisir-pesisir yang jauh.[11] Gelombang yang disebabkan oleh peristiwa seismik memuncak pada ketinggian kurang dari 1 meter di laut lepas namun bergerak dengan kecepatan ratusan kilometer per jam.[11] Jadi saat mencapai perairan dangkal, tinggi gelombang dapat melampaui 10 meter.[11] Gunung meletus diawali oleh suatu periode aktivitas vulkanis seperti hujan abu, semburan gas beracun, banjir lahar dan muntahan batu-batuan.[11] Aliran lahar dapat berupa banjir lumpur atau kombinasi lumpur dan debu yang disebabkan mencairnya salju di puncak gunung, atau dapat disebabkan hujan lebat dan akumulasi material yang tidak stabil.[11]

Wabah

Wabah atau epidemi adalah penyakit menular yang menyebar melalui populasi manusia di dalam ruang lingkup yang besar, misalnya antar negara atau seluruh dunia.[12] Contoh wabah terburuk yang memakan korban jiwa jumlah besar adalah pandemi flu, cacar dan tuberkulosis.[12]

Bencana alam dari ruang angkasa

Bencana dari ruang angkasa adalah datangnya berbagai benda langit seperti asteroid atau gangguan badai matahari.[13] Meskipun dampak langsung asteroid yang berukuran kecil tidak berpengaruh besar, asteroid kecil tersebut berjumlah sangat banyak sehingga berkemungkinan besar untuk menabrak bumi.[13] Bencana ruang angkasa seperti asteroid dapat menjadi ancaman bagi negara-negara dengan penduduk yang banyak seperti Cina, India, Amerika Serikat, Jepang, dan Asia Tenggara.[13]

Dampak bencana alam

Kehancuran fasilitas akibat Gempa bumi Haiti 2010.
Bencana alam dapat mengakibatkan dampak yang merusak pada bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.[14] Kerusakan infrastruktur dapat mengganggu aktivitas sosial, dampak dalam bidang sosial mencakup kematian, luka-luka, sakit, hilangnya tempat tinggal dan kekacauan komunitas, sementara kerusakan lingkungan dapat mencakup hancurnya hutan yang melindungi daratan.[14] Salah satu bencana alam yang paling menimbulkan dampak paling besar, misalnya gempa bumi, selama 5 abad terakhir, telah menyebabkan lebih dari 5 juta orang tewas, 20 kali lebih banyak daripada korban gunung meletus.[11] Dalam hitungan detik dan menit, jumlah besar luka-luka yang sebagian besar tidak menyebabkan kematian, membutuhkan pertolongan medis segera dari fasilitas kesehatan yang seringkali tidak siap, rusak, runtuh karena gempa.[11] Bencana seperti tanah longsor pun dapat memakan korban yang signifikan pada komunitas manusia karena mencakup suatu wilayah tanpa ada peringatan terlebih dahulu dan dapat dipicu oleh bencana alam lain terutama gempa bumi, letusan gunung berapi, hujan lebat atau topan.[4]
Manusia dianggap tidak berdaya pada bencana alam, bahkan sejak awal peradabannya.[3] Ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen darurat menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan, struktural dan korban jiwa.[15]. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan manusia untuk mencegah dan menghindari bencana serta daya tahannya.[15] Menurut Bankoff (2003): "bencana muncul bila bertemu dengan ketidakberdayaan".[15] Artinya adalah aktivitas alam yang berbahaya dapat berubah menjadi bencana alam apabila manusia tidak memiliki daya tahan yang kuat.[15]

Penanggulangan

Konstruksi rumah yang menggunakan sistem pegas untuk persiapan terjadinya gempa bumi.
Penanggulangan bencana alam atau mitigasi adalah upaya berkelanjutan untuk mengurangi dampak bencana terhadap manusia dan harta benda.[16] Lebih sedikit orang dan komunitas yang akan terkena dampak bencana alam dengan menggerakan program ini.[16] Perbedaan tingkat bencana yang dapat merusak dapat diatasi dengan menggerakan program mitigasi yang berbeda-beda sesuai dengan sifat masing-masing bencana alam.[16]
Persiapan menghadapi bencana alam termasuk semua aktivitas yang dilakukan sebelum terdeteksinya tanda-tanda bencana agar bisa memfasilitasi pemakaian sumber daya alam yang tersedia, meminta bantuan dan serta rencana rehabilitasi dalam cara dan kemungkinan yang paling baik.[16] Kesiapan menghadapi bencana alam dimulai dari level komunitas lokal.[16] Jika sumber daya lokal kurang mencukupi, maka daerah tersebut dapat meminta bantuan ke tingkat nasional dan internasional.[16]
Pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat bahaya tinggi ("hazard"), memiliki kerentanan/kerawanan ("vulnerability'"), bencana alam tidak memberi dampak yang luas jika masyarakat setempat memiliki ketahanan terhadap bencana ("disaster resilience").[15] Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan-tantangan serius dari bencana alam.[15] Sistem ini memperkuat daerah rawan bencana yang memiliki jumlah penduduk yang besar.[15]

Bencana alam di Indonesia dan penanggulangannya

Indonesia merupakan negara yang sangat rawan dengan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, letusan gunung berapi, tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.[17] Sekitar 13 persen gunung berapi dunia yang berada di kepulauan Indonesia berpotensi menimbulkan bencana alam dengan intensitas dan kekuatan yang berbeda-beda.[17]
Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia pada tahun 2004 yang memakan banyak korban jiwa di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Sumatera Utara memaksa diadakannya upaya cepat untuk mendidik masyarakat agar dapat mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi bencana alam.[17] Namun, upaya yang dilaksanakan tidak efektif karena persiapan menghadapi bencana alam belum menjadi mata pelajaran pokok dalam kurikulum di Indonesia.[17] Materi-materi pendidikan yang berhubungan dengan bencana alam juga tidak banyak.[17]
Laporan Bencana Asia Pasifik 2010 menyatakan bahwa masyarakat di kawasan Asia Pasifik 4 kali lebih rentan terkena dampak bencana alam dibanding masyarakat di wilayah Afrika dan 25 kali lebih rentan daripada di Amerika Utara dan Eropa.[18] Laporan PBB tersebut memperkirakan bahwa lebih dari 18 juta jiwa terkena dampak bencana alam di Indonesia dari tahun 1980 sampai 2009.[18] Dari laporan yang sama Indonesia mendapat peringkat 4 sebagai salah satu negara yang paling rentan terkena dampak bencana alam di Asia Pasifik dari tahun 1980-2009.[18] Laporan Penilaian Global Tahun 2009 pada Reduksi Resiko Bencana juga memberikan peringkat yang tinggi untuk Indonesia pada level pengaruh bencana terhadap manusia – peringkat 3 dari 153 untuk gempa bumi dan 1 dari 265 untuk tsunami.[18]
Walaupun perkembangan manajemen bencana di Indonesia meningkat pesat sejak bencana tsunami tahun 2004, berbagai bencana alam yang terjadi selanjutnya menunjukkan diperlukannya perbaikan yang lebih signifikan.[18] Daerah-daerah yang rentan bencana alam masih lemah dalam aplikasi sistem peringatan dini, kewasapadaan resiko bencana dan kecakapan manajemen bencana.[18] Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia yang dimulai tahun 2005, masih dalam tahap pengembangan.[18]
Menurut kebijakan pemerintah Indonesia, para pejabat daerah dan provinsi diharuskan berada di garis depan dalam manajemen bencana alam.[18] Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan tentara dapat membantu pada saat yang dibutuhkan.[18] Namun, kebijakan tersebut belum menciptakan perubahan sistematis di tingkat lokal.[18] Badan penanggulangan bencana daerah direncanakan di semua provinsi namun baru didirikan di 18 daerah.[18] Selain itu, kelemahan manajemen bencana di Indonesia salah satunya dikarenakan kurangnya sumber daya dan kecakapan pemerintah daerah yang masih bergantung kepada pemerintah pusat.[18]

Berbagai Macam Hujan

Apa itu hujan, banyak definisi dari banyak orang. hujan bisa disebut air yang jatuh dari langit, hujan bisa disebut penyebab banjir, bisa juga disebut karunia Tuhan. hehehehe. terlepas dari semua definisi yang beragam itu, para ahli meteorology memberikan definisi yang lebih spesific.

Hujan
merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). masalahnya, apa itu presipitasi? presipitasi (endapan) adalah cairan atau zat padat yang berasal dari hasil kondensasi atau pengembunan uap air yang jatuh dari awan sampai ke permukaan bumi. Beberapa contoh endapan antara lain : Hujan dan Drizzle, salju, hail, rime, hoar frost, endapan kabut (fog Precipitation), dan lain-lain.. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga.

Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula. baca proses terjadi hujan

Pengukur hujan (ombrometer) standar

Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan atau ombrometer. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan datar, dan diukur kurang lebih 0.25mm. Satuan curah hujan menurut SI adalah milimeter, yang merupakan penyingkatan dari liter per meter persegi. definisi lain menyebutkan jumlah curah hujan adalah Banyaknya endapan yang tertampung pada alat penampung curah hujan dalam periode atau jangka waktu tertentu yang dinyatakan dengan ukuran ketinggiannya dengan ketentuan atau anggapan tidak ada air yang hilang karena penguapan atau perembesan. Jumlah endapan yang sampai ke permukaan bumi dalam suatu periode tertentu dapat digambarkan atau diexpresikan sebagai berhubungan dengan ketinggan air yang menutup secara horizontal pada permukaan bumi. Dari definisi ini menjadi jelas bukan, bahwa hujan diukur berdasarkan ketinggiannya.


Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.

Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.

Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Air hujan dengan pH di bawah 5,6 dianggap hujan asam.

Banyak orang menganggap bahwa bau yang tercium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak atsiri yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan.
 

Jenis-jenis hujan

Untuk kepentingan kajian atau praktis, hujan dibedakan menurut terjadinya, ukuran butirannya, atau curah hujannya.

Jenis-jenis hujan berdasarkan terjadinya

* Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan angin berputar.
* Hujan zenithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan.
* Hujan orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air yang bergerak horisontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan, suhu udara menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
* Hujan frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Karena lebih berat massa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
* Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.

Jenis-jenis hujan berdasarkan ukuran butirnya

* Hujan gerimis / drizzle, diameter butirannya kurang dari 0,5 mm
* Hujan salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada dibawah 0° Celsius
* Hujan batu es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yang suhunya dibawah 0° Celsius
* Hujan deras / rain, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0° Celsius dengan diameter ±7 mm.


Jenis-jenis hujan berdasarkan besarnya curah hujan (definisi BMKG)

* hujan sedang, 20 - 50 mm per hari
* hujan lebat, 50-100 mm per hari
* hujan sangat lebat, di atas 100 mm per hari

Hujan buatan

Sering kali kebutuhan air tidak dapat dipenuhi dari hujan alami. Maka orang menciptakan suatu teknik untuk menambah curah hujan dengan memberikan perlakuan pada awan. Perlakuan ini dinamakan hujan buatan (rain-making), atau sering pula dinamakan penyemaian awan (cloud-seeding).

Hujan buatan adalah usaha manusia untuk meningkatkan curah hujan yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan. Proses fisika yang dapat diubah meliputi proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Jadi jelas bahwa hujan buatan sebenarnya tidak menciptakan sesuatu dari yang tidak ada. Untuk menerapkan usaha hujan buatan diperlukan tersedianya awan yang mempunyai kandungan air yang cukup, sehingga dapat terjadi hujan yang sampai ke tanah.

PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS

PROSES TERJADINYA GUNUNG MELETUS

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Terjadinya Gunung meletus akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk.
Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI) 
  • gas vulkanik 
  • Lava dan aliran pasir serta batu panas 
  • Lahar 
  • Tanah longsor 
  • Gempa bumi 
  • Abu letusan 
  • Awan panas (Piroklastik) 
Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia. 
Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya. 
Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya. 
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas. 
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.
Alam semesta terdiri dari semua materi, termaksud tenaga dan radiasi, yang ditemukan manusia, dan juga segala hal lainnya yang diketahui atau dipercayai manusia bahwa itu ada di dalam antariksa. Alam semesta tidak dapat diukur. Batas-batasnya tak diketahui. Tata surya, tempat terdapatnya Bumi, hanyalah sebagian kecil dari alam semesta.
Terdiri dari apakah Bumi itu ? Bumi terdiri dari daratan dan air, yang sebaran pada permukaannya sangat tidak seimbang. Air sendiri meliputi 70 % permukaan Bumi.Sungai dan samudra yang banyak itu lebar dan dalamnya bermacam-macam. Pegunungan dan daratan berlainan tingginya. Tinggi rata-rata tanah kira-kira 1000 m, sedangkan dalam lautan kita 4200 m.
Hujan, salju, angin dan hujan badai terjadi dalam atmosfer yang mengelilingi Bumi. Keadaan cuaca seperti itu mempengaruhi diri kita dan cara hidup kita. Maka dari itu pengertian tentang cuaca adalah perlu dalam kehidupan kita sehari-hari.